Tag Archives: Filosofi Tenun

Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam budaya. Salah satunya kita bisa melihat dari ragam kain tradisional di setiap daerah.

Kita bisa melihat dari motif, pola, maupun warnanya, kain-kain tradisional di Indonesia itu berbeda satu dengan yang lainnya. Nah, selain indah, keunikan ragam kain yang diwariskan secara turun temurun inmemiliki filosofi dan cerita mendalam lho, Sobat! Yuk, kita lihat beberapa di antaranya!

Filosofi Kain Tenun

  • Ulos-Simbol Keberkatan

Kain Ulos merupakan kain asal Suku Batak Sumatera Utara. Ada banyak jenis ulos dari Batak Toba, di antaranya adalah ragi hidup, ragih otang, dan sibolang yang biasa dijadikan selendang. Jenis ulos lainnya adalah ulos sadum angkola/ulos godang yang biasanya diberikan orang tua kepada sang anak tercinta dengan harapan, mendatangkan kegembiraan dan berkat bagi keluarga.

  • Kain Tapis-Simbol Perjalanan Hidup Manusia

Kain Tapis merupakan kain kebanggaan khas lampung. Awalnya pembuatan kain tapis ini memiliki tujuan untuk menghormati leluhur untuk acara keagamaan.

Secara simbolis dan filosofis, kain tapis dengan motif kapal dianggap sebagai simbol perjalanan hidup manusia. Pasalnya, motif kapal dianggap sebagai kendaraan yang membawa perjalanan kehidupan manusia, mulai dari masa kelahiran, masa anak-anak, remaja, dewasa, masa perkawinan, hingga kematian.

  • Tenun Gringsing Bali-Simbol Kesehatan

Kata “gring” yang artinya “sakit”, dan “sing” yang artinya “tidak begitu”.Kalau dipakai bersamaan artinya “tidak sakit”.

Menurut mitologi Bali, kain Grinsing berasal dari kekaguman Indra (dewa petir Bali) terhadap langit malam yang mempesona.Dewa Indra kemudian menjelaskan apa yang dilihatnya kepada orang-orang pilihannya (Thenganan) dengan menggunakan motif tenun.

  • .Tenun Ikat Flores-Simbol Persatuan

Kain tradisional ini diproduksi di beberapa daerah di Flores, di antaranya Maumere, Sikka, Ende, Ngada, Nagekeo, Manggarai, Lio, dan Lembata. Nah, setiap daerah memiliki motif, corak, dan warna yang berbeda yang merepresentasikan ragam suku, adat istiadat, agama, dan kehidupan masyarakat Flores.

Tak hanya mencerminkan keragaman, beberapa pola yang terkandung dalam kain tenun ikat Flores juga sarat akan makna. Misalnya, pola belah ketupat yang menggambarkan persatuan antara pemerintah dan masyarakat.

  • Tenun Sumba-Simbol dari Kehidupan Manusia

ilihat dari motifnya, kain tenun Sumba tetap mempertahankan motif-motif fauna yang menjadi ciri khasnya. Masyarakat Sumba percaya, bahwa binatang-binatang tertentu layak untuk dijadikan sebagai simbol atau nilai kehidupan manusia. Motif kuda, misalnya melambangkan kepahlawanan, keagungan, dan kebangsawanan karena kuda merupakan simbol harga diri bagi masyarakat Sumba. Motif lain, seperti buaya dan naga menggambarkan kekuatan dan kekuasaan raja, motif ayam melambangkan kehidupan wanita, dan motif burung, umumnya kakatua, melambangkan persatuan.

Keistimewaan kain tenun Sumba tidak berhenti sampai di situ. Kain ini pun dianggap sakral oleh masyarakat setempat, sehingga dipakai dalam setiap momen-momen penting, seperti menyambut kelahiran, pernikahan, bahkan ritual penguburan.