Asal Usul Kain Tenun Troso Jepara Berdasarkan Sejarah

Asal Usul Kain Tenun Troso

Tokotenun.com – Kerajinan tenun ikat dari sebuah desa di Provinsi Jawa Tengah ini dikenal luas di Indonesia. Perkembangan kain Tenun Troso di Jepara cukup baik. Bahkan, ada sebagian kain tenun yang sudah di ekspor ke luar negeri meski masih dalam jumlah yang terbatas. Sejak kapan kerajinan tenun di Jepara ada ya? Bagaimana sejarah asal mulanya. Yuk kita telusuri bagaimana asal usul kain tenun Troso Jepara.

Setiap tradisi dan warisan budaya yang dimiliki oleh Indonesia pasti memiliki nilai sejarah di dalamnya. Nilai-nilai sejarah tersebut sudah sepatutnya kita ketahui agar nantinya tradisi dan warisan budaya tersebut tidak hanya sekedar tradisi yang tidak memiliki nilai. Kita sebagai generasi penerus bangsa sudah sepatutnya mengetahui nilai sejarah yang terkandung di dalam setiap warisan budaya yang ditinggalkan oleh nenek moyang.

Salah satu warisan budaya yang dimiliki oleh Indonesia dan syarat akan makna sejarah di dalamnya yaitu kain tenun. Ada banyak kain tenun di Indonesia, salah satunya yaitu Tenun Troso. Kain tenun Troso berasal dari daerah Jepara, Jawa Tengah, tepatnya ada di Desa Troso.

Kain tenun ikat di daerah ini tentunya tidak tiba-tiba muncul begitu saja. Ada nilai sejarah dan asal usul di balik perkembangan tenun Troso di Jepara. Berikut ini sejarah asal usul Kain Tenun Troso, check this out!

Apa itu Kain Tenun Troso?

asal usul kain tenun troso jepara

Sebelum kita mengulik lebih jauh asal usul kain tenun Troso, ada baiknya kita pelajari terlebih dahulu apa itu kain tenun. Kain tenun adalah kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsi yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna kain.

Kain Troso dibuat secara tradisional menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Kain ini ditenun oleh pengrajin yang berasal dari Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Asal Usul Kain Tenun Troso dan Perkembangan Hingga Sekarang

sejarah awal mula kain tenun troso jepara

Kerajinan kain ikat termasuk kerajinan wastra tradisional yang diwariskan secara turun temurun ke generasi-generasi selanjutnya. Menurut tradisi lisan, asal usul Kain Tenun Troso dimulai pada saat masuknya agama Islam ke daerah Jawa Tengah dan sekitarnya, tepatnya pada saat berdirinya Kerajaan Mataram Islam.

Konon, sejarah tenun Troso dimulai saat pertama kali dipakai oleh Mbah Senu dan Nyi Senu dalam pertemuan dengan ulama besar yaitu Mbah Datuk Guanardi Singorejo saat berdakwah di Desa Troso. Pada saat itu, kain ini dibuat khusus untuk pelengkap pakaian orang terkenal dan terpandang di masyarakat.

Menurut penuturan masyarakat Desa Troso, warga setempat mengenal kain tenun ini sejak zaman kolonial Belanda. Pada tahun 1935, masyarakat masih menggunakan teknik sederhana saat membuat kain tenun, teknik tersebut dinamakan teknik tenun gedhong.

Kemudian saat keahlian mereka mulai berkembang, sekitar tahun 1943, warga Desa Troso mulai membuat kerajinan tenun dengan teknik pancal yang kemudian dinamakan tenun Pancal. Seiring berjalannya waktu, warga Desa Troso kemudian menggunakan alat yang lebih mudah dan efisien. Alat ini dinamakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

Asal usul kain tenun Troso dan perkembangan hingga kondisi terkini dapat dibagi dalam beberapa fase :

  • Tahun 1935-1970.
  • Tahun 1970-1998.
  • Tahun 2099-2010.
  • Tahun 2010-2014.
  • Tahun 2014-sekarang.

Tahun 1935-1970 : Asal Usul Kain Tenun Troso Tahap Awal

Sekitar tahun 1935 masyarakat Desa Troso sudah mengenal kain tenun. Pada saat itu kerajinan kain yang dibuat adalah kain tenun Gedhong. Pada masa itu, Kain tenun hasil tenunan pengrajin lokal hanya dipakai untuk menemui ulama-ulama besar yang berada di Desa Troso. Kemudian setelah tahun 1935, kain tenun mulai dijual secara masal dan penggunaannya pun semakin beragam.

Perkembangan Tenun Ikat Tahun 1970-1998

Setelah akhir tahun 1970-an, kondisi keberadaan Kain Tenun Troso mengalami kelesuan. Sekitar tahun 1980-an, warga Desa Troso berhasil bangkit kembali, namun ternyata kondisi tersebut tidak bertahan lama. Tahun 1985-1998, kondisi keberadaan Kain Tenun Troso mengalami kelesuan kembali.

Kelesuan tersebut disebabkan karena Indonesia yang pada saat itu mengalami inflasi atau naiknya nilai mata uang terhadap dollar. Hal tersebut kemudian berpengaruh pada produksi kain tenun Troso. Harga bahan baku semakin naik, pemasaran kain tenun pun semakin sulit karena harga jualnya tentu turut mengalami kenaikan sehingga konsumen yang membeli kain ini jumlahnya menurun. Kelesuan tersebut diperlihatkan juga dari beberapa pengusaha kerajinan tenun yang mulai gulung tikar.

Sejarah Tenun Troso Tahun 1998-2010

Pada tahun 1998-2020, beberapa peristiwa yang terjadi turut serta mempengaruhi kondisi keberadaan industri Kain Tenun Troso. Mulai dari peristiwa krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997, peristiwa bom bali I dan II yang terjadi pada tahun 2001 dan 2002, pelantikan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden Indonesia pada tahun 2006, serta pengakuan UNESCO terhadap batik sebagai warisan budaya dunia. Semua peristiwa tersebut memiliki pengaruh terhadap keberlangsungan industri Kain Tenun Troso, baik itu berpengaruh secara positif maupun negatif.

Selain itu, pada tahun-tahun tersebut, jumlah industri Kain Tenun Troso terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2006 ada sekitar 238 unit usaha Kain Tenun Troso, kemudian tahun 2007 mengalami peningkatan menjadi 241 unit usaha, tahun 2008 meningkat menjadi 250 unit usaha, dan tahun 2009 meningkat menjadi sejumlah 257 unit usaha.

Tahun 2010-2014

Pada masa-masa tersebut, performa industri Kain Tenun Troso mulai mengalami perkembangan, salah satunya dari segi kreativitas. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin beragamnya variasi motif dan warna kain yang dibuat. Peningkatan kreativitas dan kemampuan dalam membuat inovasi inilah yang membuat kain tenun daerah ini mampu bertahan dan tidak hilang ditelan zaman.

Sejarah Awal Mula Motif Tenun Troso

Asal usul kain ini juga tidak lepas dari asal usul motifnya. Mengingat kain tenun Troso berasal dari daerah yang dulunya dikenal dengan kota pelabuhan Kerajaan Mataram, maka pengaruh dan keragaman motif dari berbagai daerah di Nusantara pun turut andil. Ciri khas visual tenun Troso ada pada motif-motif kainnya. Motif-motif tersebut merupakan pengaplikasian motif daerah di Indonesia bagian Timur.

Dahulu, banyak masyarakat Troso yang merantau ke Bali dan kemudian pulang  ke Desa Troso dengan membawa kain tenun motif khas Bali dan daerah-daerah di sekitarnya. Kemudian motif-motif tersebut oleh para pengrajin tenun dimodifikasi dan diterapkan pada kKain tenun.

Motif-motif yang muncul pada Kain Troso mayoritas adalah motif geometris, motif non geometris (flora, fauna, dan makhluk hidup), dan kontemporer termasuk motif abstrak. Salah satu motif asli yang kemudian dijadikan identitast Tenun Troso adalah motif Nagasari. Nama Nagasari diambil dari nama makam sesepuh Desa Troso yaitu Nyi Senu dan Ki Senu.


Referensi Asal Usul Kain Tenun Troso

Tulisan diatas dibuat bedasarkan sumber dari jurnal, makalah, Tugas Akhir, dan Skripsi dari berbagai universitas ternama di Indonesia. Mereka menaliti dengan berbagai metode seperti wawancara tokoh masyarakat sekitar.

Di zaman yang serba modern ini, kita bisa dengan mudah menemukan Kain tenun. Terkhusus melalui media online, kita bisa menemukan beragam website yang menjual kain tenun. Salah satu website yang menjual kerajinan Tenun Troso Jepara murah dan cantik ini adalah tokotenun.com.

Keunggulan dari website ini di antaranya kita bisa menemukan beragam produk tenun secara lengkap, website terpercaya karena dilengkapi dengan badan hukum selain itu, kita juga bisa mendapatkan garansi 7 hari apabila produk yang diterima tidak sesuai.

Nah, selain website, tokotenun.com juga memiliki channel youtube yang bisa kita tonton. Di channel youtube tokotenun.com, kita bisa menonton beragam video menarik seputar tenun yang tentu akan menambah wawasan kita.