Harga Jual Kain Tenun Jepara Tak Lagi Murah?

Harga Jual Kain Tenun Jepara Tak Lagi Murah

TOKOTENUN.com – Jumlah pengrajin tenun yang makin menyusut. Masuknya pabrik asing ditengarai menjadi penyebab. Awalnya, sekitar 21.000 penduduk di desa Troso bekerja pada industri tenun ikat tradisional. Setelah 5 tahun eksodus pabrik dari Jabodetabek, hanya sekitar 700 orang yang masih bertahan menjadi penenun. Harga jual kain Tenun Jepara pun terpengaruh.

Baca Juga: Tenun Troso Jepara yang Murah, Coba Beli di Pengrajin Ini

“Pemuda di Desa Troso banyak yang memilih bekerja di pabrik-pabrik PMA yang menawarkan gaji berstandar upah minimum kabupaten (UMK),” kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Troso, Haji Nasta”in seperti dikutip situs berita Republika, 25 Juni 2019.

Nasta”in yang juga pengrajin tenun dan mebel Jepara tersebut mengatakan sebagian besar pengrajin kecil hanya mampu memberi upah kerja borongan, tidak mampu menggaji penenun dengan standar UMK. Tak heran, sebagian besar pemuda Desa Troso memilih kerja di pabrik-pabrik PMA.

Harga Jual Kain Tenun Jepara Tak Lagi Terlalu Murah

Sebagian dari PMA yang memproduksi alas kaki dan aparel merek terkenal dunia ini memang membutuhkan ribuan tenaga kerja lokal dengan gaji di atas Upah Minimum Regional (UMR). Angkatan kerja baru yang sebelumnya menjadi wujud regenerasi industri kerajinan lokal seperti konveksi rumahan, mebel, dan monel kini tersedot ke PMA yang menawarkan imbalan tetap dan status sosial yang dianggap lebih tinggi.

“Kerja di pabrik pakai seragam, ruangan ber-AC, tidak kotor, dan gaji juga dibayar melalui rekening ber-ATM. Ada kesan modern, kantoran. Itu semua dianggap nilai lebih bekerja di pabrik PMA,”  kata Irbab Aulia Amri, Wakil Ketua Pokdarwis Troso.

Pengrajin Tenun Jepara yang Bertahan

“Desa Troso saat ini kebagian tenaga kerja yang tua-tua dan tidak punya ijazah. Untungnya hanya sedikit tenaga kerja laki-laki yang diterima bekerja di pabrik PMA,” kata Nasta”in didampingi pengurus Pokdarwis Troso, Abdul Jalil.

Bagi sebagian penenun yang tetap bertahan pada profesinya, mereka punya alasan spesifik. Jenis pekerjaan tersebut bisa dikerjakan di rumah sambil mengurus keluarga atau mengerjakan yang lain. Pemilik usaha tenun umumnya mengijinkan penenun membawa pulang alat tenun. Jadi, penenun tinggal bawa benang dan mengerjakan sesuai motif yang diminta pemberi kerja. 

Harga Jual Kain Tenun Jepara Terpengaruh

Meski demikian, sisi lain menyusutnya jumlah pengrajin tenun adalah harga jual kain tenun Jepara yang stabil bahkan cenderung naik. Harga selembar kain tenun tidak lagi terlalu murah seperti saat pengrajin tenun mencapai ribuan orang dan mengalami over stok yang memicu banting harga diantara para pengrajin.

Selain itu, minimnya kain tenun yang diproduksi juga membuat pengrajin tenun fokus meningkatkan mutu tenun dan kreatif menciptakan motif baru khas tenun Troso Jepara.

“Itulah berkah di balik banyaknya pekerja yang ”lari” ke pabrik-pabrik PMA,” kata Nasta”in.

Dirangkum dari artikel republika.co.id

Tinggalkan Balasan