Pengrajin Tenun ini Pakai Kapas yang Ditanam Sendiri

pengrajin tenun troso jepara ntt sumba

TOKOTENUN.com – JUAL TENUN – Menjadi pengrajin tenun ikat tradisional memang membutuhkan kesabaran, juga ketekunan. Apalagi bila bahan baku benang yang digunakan berasal dari kapas dari hasil budidaya kelompok sendiri. Kondisi seperti ini dijalani 42 kelompok pengrajin tenun ikat di suku Biboki, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur.

Tenun ikat dengan bahan baku kapas asli memang lebih mahal dan bernilai adat tinggi.

Masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki kemampuan membuat tenun ikat dengan berbagai motif. Namun, hampir semuanya menggunakan bahan baku benang toko. Maklum, benang pabrikan yang dijual di toko lebih mudah diperoleh.

Pengrajin Tenun

Meski demikian, kesulitan tak menghalangi Maria Yovita Meta (49) menggunakan kain tenun dari kapas lokal. Penggiat tenun ikat di NTT ini bahkan membina 30 pelajar perempuan dari beberapa sekolah di kota Kefamenanu, ibu kota Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dalam keterampilan menenun.

Selain itu, melalui Yayasan Taveam Pah yang dipimpin Meta juga membina 75 kelompok tenun ikat. Sekitar 42 kelompok tenun ikat menggunakan bahan kapas lokal dan 33 lainnya memilih benang toko. Ke-42 kelompok binaannya beranggotakan 750 orang. Tiap kelompok antara 10-15 orang. Mereka berada di 12 desa di tiga kecamatan, khusus suku Biboki.

Meta selalu menekankan kelompoknya agar menanam kapas. Juga membudidayakan tanaman tarum untuk pewarna.

Hasil tenun kelompok dipasarkan melalui Meta. Selendang sepanjang 1 meter dengan lebar 20-40 sentimeter dibanderol Rp 150.000-Rp 400.000 per lembar. Harga juga mempertimbangkan dari tingkat kesulitan prosesdari pengadaan benang sampai menjadi kain. Sarung panjang 1,7 meter dan lebar 1,5 meter dijual antara Rp 1,7 juta-Rp 2,5 juta. Sedangkan Sarung benang kapas tentu lebih mahal. Sementara hasil tenunan dengan bahan benang toko hanya Rp 50.000-Rp 200.000 per selendang dan sarung dijual Rp 250.000-Rp 750.000 per lembar.

Seperti kita ketahui, pesona kain khas NTT memang sedang ramai diperbincangkan. Apalagi di banyak kesempatan, artis nasional seperti Dian Sastro memakai baju tenun NTT. Harganya tentu tidak murah. Namun, sebanding dengan kesulitan pengrajin tenun saat membuat wastra indah ini. Untuk itu, kita pun perlu tahu cara merawat kain tenun yang benar.