Perbedaan Sarung Lamiri 210 dan 420

perbedaan sarung lamiri 210 dan 420

Perbedaan Sarung Lamiri 210 dan 420 ada pada ukuran benang yang menjadi bahan bakunya. Namun, angka 420 pada motif justru menunjukkan palsu!

Pada sarung, angka 210 adalah kode yang menunjukkan ukuran benang lungsi. Pasangannya, angka 140 yang artinya benang pakan ukuran 140. Sedangkan angka 420 menunjukkan benang lungsi double atau rangkap 2 sehingga 210×2 = 420. Jadi, angka angka tersebut lebih pada istilah teknis yaitu standar ukuran benang lungsin dan pakan yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan kain tenun.

Karena itu, istilah angka 210 dan 420 tidak hanya terdapat pada satu merk sarung. Namun, terdapat pada hampir semua sarung baik angkanya tercantum pada produk maupun tidak. Hal ini karena angka tersebut adalah petunjuk teknis tentang spesifikasi benang yang menjadi bahan baku yang mengacu pada standar ukuran bukan pada jenis benang.

Jadi, angka 210 dan 420 tidak menunjukkan produk tersebut sutra, full sutra, katun dan sebagainya. Contohnya, benang 210 ada yang spunsilk, ada yang katun, ada yang rayon. Apapun jenis benangnya, bila menggunakan angka yang sama maka sama pula ukuran benangnya.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap dan detail, kita dapat mempelajari proses pembuatan tenun ikat. Cara membuat kain tenun ikat yang melibatkan benang lungsi dan benang pakan untuk menghasilkan lembaran kain tenun.

Perbedaan Sarung Lamiri 210 dan 420

sarung lamiri palsu dan kw

Khusus pada sarung Lamiri, memang ada sarung tenun dengan tulisan “210 Lamiri” pada motifnya. Biasanya, tulisan tersebut terletak pada bagian belakang alias pada bagian tumpal. Tentu saja, hal itu menunjukkan spesifikasi benang tenun yang menjadi bahan baku produk tersebut.

Selain itu, ada juga produk asli yang hanya mencantumkan merek “Lamiri” dengan tulisan jenis produk pada bagian bawahnya. Contohnya, prioritas dan exclusive. Jadi, tulisannya dua baris saja.

Dua karakteristik tulisan merk Lamiri di atas merupakan ciri-ciri sarung Lamiri Asli. Karena itu, jika kita mendapati karakteristik lain seperti tulisan 3 baris, 4 baris, ada kode angka selain “210” justru menunjukkan produk tersebut adalah palsu. Apalagi jika tidak ada penanda lain seperti stiker hologram dan bandul logo. Maka, semakin menguatkan indikasi produk tersebut adalah tidak ori alias kw.

Jadi jelasnya, tidak ada produk asli Lamiri yang memakai penanda angka 420 pada sarungnya. Tidak ada juga produk original Lamiri yang memakai angka A1, A2, atau tulisan “Asli”. Semuanya adalah produk palsu, bedasarkan keterangan dari akun Instagram @lamiriofficial.

Demikian penjelasan perbedaan sarung Lamiri 210 dan 420. Semoga informasi di atas semakin menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang sarung tenun Indonesia. Selalu pakai produk tenun asli dan jadilah bangga mengenakan sarung.