Cara Membuat Kain Tenun Ikat

cara membuat kain tenun ikat

Cara membuat kain tenun ikat dengan alat tenun bukan mesin (ATBM). Langkah langkah dalam membuat kain tenun ikat kita lakukan secara bertahap. Tujuannya, agar benang yang ada dapat menjadi kain tenun yang indah dan kaut. Mau tahu apa saja tahapannya?

Sentra Tenun Troso Kabupaten Jepara terkenal mampu menghasilkan kain tenun dengan motif sangat beragam dan dikerjakan dalam waktu relatif singkat. Selain itu, harga jual kain tenun juga lebih terjangkau daripada tenun daerah lain. Salah satu alasannya, ada efisiensi dalam tahapan pembuatan kain tenun di sana.

Keunggulan tersebut ternyata menarik minat pengrajin tenun daerah lain untuk belajar cara membuat kain tenun dengan alat tenun bukan mesin (ATBM). Salah satunya pengrajin tenun dari Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Siang itu November 2019, workshop pengrajin tenun Kainratu di Troso Jepara tidak saja ramai dengan suara alat tenun. Ada tambahan suara penjelasan instruktur dan tanya jawab bagaimana proses pembuatannya, seperti cara membuat tenun ikat dengan ATBM. Tentu berbeda dengan cara menenun tradisional di Wakatobi, Toraja, Flores, Sikka, Sumba, dan NTT.

Dalam kesempatan itu, 6 pengrajin tenun beserta pendamping dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara datang. Tujuannya, ke lokasi pembuatan tenun Kainratu di Sentra Tenun Troso, Kabupaten Jepara.

proses pembuatan kain tenun ikat troso jepara
Pengrajin Tenun Wakatobi di Sentra Tenun Troso Jepara

Proses Pembuatan Kain Tenun

Mulai pagi itu, semua peserta akan mengikuti pelatihan. Pertama. pengenalan proses pembuatan tenun menggunakan ATBM. Selanjutnya, selama 10 hari mereka akan belajar dan praktek menenun teknik dobel ikat. Dengan menggunakan ATBM, mereka berlatih untuk menghasilkan motif tenun yang lebih beragam tanpa meninggalkan corak khas Wakatobi.

Mereka yang biasanya membuat kain dengan alat tenun gedogan, kini memulai proses belajar menggunakan ATBM. Tujuannya, untuk meningkatkan inovasi dan kreatifitas pengrajin tenun Wakatobi serta meningkatkan kualitas hasil produksi tenun Wakatobi.

Salah satu pengrajin yang tertarik dengan cara membuat kain tenun ATBM adalah Asfiati yang merupakan pengrajin dari Pulau Kaledupa, Kabupaten Wakatobi.

Di workshop Tenun Kainratu Desa Troso Jepara, ibu rumah tangga itu memberanikan diri untuk mencoba belajar membuat kain tenun. Ia duduk di depan ATBM dan mulai memperagakan cara menenun, dengan bimbingan oleh instruktur tenun Kainratu.

“Ingin mempelajari lebih dalam proses pembuatan kain tenun, dari tradisional ke ATBM,” kata Asfiati.

Membuat kain tenun memang tidak semudah yang terlihat. Perlu faham dan mahir menerapkan langkah langkah menenun yang benar. Tanpa keterampilan khusus, keuletan, dan ketelitian, maka kain tenun tidak akan jadi.

Lebih jauh di balik itu, perlu proses lebih lengkap untuk menghitung kebutuhan banyaknya benang, menggambar motif, mengikat benang yang benar, mewarnai dan sederet proses penyiapan yang lain. Langkah langkah menenun memang tidak sederhana.

pelatihan peserta dari Wakatobi
Seremoni serah terima peserta magang tenun

Cara Membuat Kain Tenun ATBM

Tenun Kainratu yang berlokasi di Sentra Tenun Troso Kabupaten Jepara menerima pengrajin tenun utusan Disperindag Kab. Wakatobi untuk belajar membuat kain tenun ikat ATBM. Guna mencoba semua proses pembuatan tenun ATBM, masa magang paling cepat memang berlangsung 7 hari. Dalam kurun waktu tersebut, langkah langkah menenun dapat berjalan dengan runtut dan benar.

Waktu magang yang lebih lama seperti 10 hari atau 14 hari tentu lebih baik mengingat kesempatan peserta untuk praktik akan lebih banyak pada setiap tahap proses pembuatan kain tenun. Selain itu, alat bahan dan cara membuat kain tenun sudah siap dari jauh jauh hari. tujuannya, agar kegiatan menenun berjalan lancar sesuai rencana.

Peserta magang dari Wakatobi mengambil durasi magang 8 hari dengan tambahan 2 hari pemantapan praktek. Bagaimana cara membuat kain tenun dalam 10 hari, dengan teknik ikat pakan & lungsi menggunakan alat ATBM di Troso Jepara? Berikut kami ceritakan tahapan pembuatan kain tenun.

Proses Pembuatan Kain Tenun di Troso Jepara
Tahapan pembuatan kain tenun

Langkah Pembuatan Kain Tenun

Berikut langkah-langkah dalam pembuatan kain tenun ikat :

1. Menentukan Ukuran dan Motif Tenun

Teknik Menentukan Ukuran dan Motif Kain Tenun
Hari 1 : Membuat rencana ukuran dan motif kain tenun

Di hari pertama, peserta magang akan mengenal proses pembuatan kain secara sekilas. Mereka mengamati setiap proses dan menanyakan hal yang menarik untuk dipelajari lebih dalam. Ada pula penjelasan alat bahan dan cara membuat kain tenun ikat. Nantinya, semua peserta akan mempelajari dan mempraktekkan secara langsung.

Setelah berbincang santai, akhirnya kita sepakat akan praktek membuat tenun pada program itu dengan spesifikasi produk tenun :

  • Kain tenun dobel ikat bentuk syal dengan rumbai
  • Ukuran 200 x 60 cm
  • Motif tulisan “WAKATOBI” dengan ragam hias khas wakatobi
  • Warna biru putih

Dalam membuat kain tenun, membuat perencanaan sangat penting. Ukurannya berapa, motifnya mau seperti apa. Termasuk, akan menggunakan warna apa saja,” kata Khoiri, instruktur program “Belajar Membuat Kain Tenun dalam 10 Hari” yang dengan penyelenggara Tenun Kainratu.

Peserta pun merekam, memotret, dan mencatat teks prosedur cara membuat kain tenun yang akan mereka pelajari.

2. Cara Menghitung dan Menentukan Jumlah Benang Tenun

Menghitung jumlah benang
Hari 2 : Menghitung jumlah helain benang

Pada hari ke dua, peserta mulai mendapat penjelasan secara praktis cara menghitung benang yang diperlukan untuk membuat kain tenun dengan ukuran tertentu. Langkah langkah menenun memang perlu sikap tekun pada setiap tahapan.

Misalnya, berapa keperluan jumlah helaian benang bila pengrajin ingin membuat kain tenun selebar 60 cm dengan kepadatan sisir 80?

Ketrampilan menghitung secara praktis seperti ini kita perlukan, agar pengrajin mampu menerima custom order dengan ukuran kain sesuai kebutuhan pelanggan. Ada variasi ukuran kain tenun yang lebih banyak untuk berbagai kebutuhan seperti baju bawahan wanita, syal, dan ikat kepala yang mempunyai lebar kain berbeda.

Selepas rehat makan siang, peserta mempelajari cara mengikat benang dengan tali rafia. Teknik praktis agar ikatan pada benang kuat sehingga pewarna tidak merembes masuk dalam motif. Bagaima juga posisi jari agar proses mengikat berjalan lebih cepat dengan hasil ikatan tetap kuat. Sampai sore, peserta akan praktik mengikat pada ikatan pendek dan ikatan panjang.

Praktik mengikat yang berjalan mengasyikkan dengan selingan senda gurau membuat waktu terasa cepat berjalan. Satu dua peserta bahkan tertarik melanjutkan latihan mengikat di penginapan pada malam harinya.

3. Ngeteng dan Nyorek, Membuat Motif Tenun

Cara Membuat Motif Tenun
Hari 3 : Membuat motif tenun pada benang di plankan/ pigura

Di hari ketiga, peserta mengenal cara menggulung benang dengan alat bum. Pengenalan pada alat keteng juga ada. Ngeteng, yakni memasukkan benang pada bentangan kayu kotak mirip figura. Sekadar mengenalkan dengan melihat, sementara praktik menjapat jadwal pada hari yang akan datang.

Melihat proses dan tanya jawab penting kita lakukan, guna memberi pemahaman awal. Ada pemahaman yang runtut saat peserta belajar cara menggambar motif pada bentangan benang di figura yang disebut plangkan. Oh iya, istilah tiap alat dan proses mungkin berbeda di setiap daerah. Sehingga, perlu menunjukkan alatnya secara langsung untuk menyamakan persepsi peserta dan instruktur.

Misalnya, yang kita sebut ngeteng itu proses seperti ini, yang bernama gun itu alat yang ini, dan seterusnya. Bisa jadi, di daerah lain ada juga proses dan alat serupa namun mempunyai istilah yang berbeda.

Praktik pada hari itu meliputi pemantapan pemahaman pengelompokan benang untuk persiapan proses ngeteng. Menyiapkan benang lungsi mulai dari menghitung dan mengelompokkan benang, memindahkan benang ke dalam sepulan dengan alat jontro, mengelompokkan dan memindahkan benang lagi dari sepulan ke bentangan alat figura atau plankan, yang terakhir menggambar motif corak ke dalam bentangan benang di plankan.

Cara Membuat Kain Tenun
Suasana belajar membuat motif tenun

Menggambar Motif pada Benang Pakan dan Lungsi

Menggambar motif pada benang pakan ini perlu kami lakukan, karena pengrajin Wakatobi memakai teknik dobel ikat. Corak motif tenun ada pada keduanya, benang pakan dan benang lungsi. Pada kesempatan lain, saat mengajar teknik tenun ikat lungsi seperti proses pembuatan kain tenun ikat di Flores, Sikka, dan Sumba Nusa Tenggara Timur (NTT), maka proses menggambar pada benang pakan dapat kita lewati.

Sementara saat belajar dengan teknik ikat pakan seperti pengrajin di Toraja atau Donggala Sulawesi Tengah, menggambar motif di benang pakan berlangsung namun tidak pada benang lungsi. Kedua teknik tersebut ada semua di Sentra Tenun Troso Kabupaten Jepara, namun tidak berjalan bersamaan dalam satu kain. Jadi, keduanya adalah pilihan teknik saja.

Nah, teknik dobel ikat seperti yang ada di Tenganan Bali jarang dipakai. Bahkan Kompas pernah memuat tulisan, teknik dobel ikat atau tenun ikat ganda di dunia hanya ada di tiga tempat, India, Jepang, dan Bali.

Tenyata, tenun tradisional di Kaledupa, Wakatobi pun menggunakan teknik dobel ikat. Meskipun, motif buatan khas Wakatobi jauh lebih sederhana daripada kerumitan motif kain gringsing karya pengrajin Tenganan Bali.

Sementara di Sentra Tenun Troso Jepara, teknik dobel ikat baru mulai berkembang dan belum banyak yang menerapkan. Teknik dobel ikat menjadi salahsatu inovasi dan pengembangan terbaru di Troso selain teknik pewarnaan alam untuk kain tenun ikat.

Di hari ketiga, instruktur yang menjalankan semua proses pembuatan kain tenun di atas. Sementara itu, peserta magang mengamati dan menanyakan proses yang belum mereka fahami.

4. Nali, Cara Mengikat Benang Tenun

Teknik Menenun Kain Tenun Ikat
Hari 4 : Teknik mengikat benang tenun yang benar

Selanjutnya hari keempat, giliran peserta yang mempraktikkan ngeteng, yang dilanjutkan dengan menggambar motif pada figura plankan. Kegiatan ini merupakan review ketrampilan hari sebelumnya.

Praktik membuat motif sekaligus juga mereview cara menghitung benang, pengelompokan benang, dan praktik mengikat benang secara cepat dan kuat.

Peserta juga belajar cara membuat skala motif tenun yang benar. Bagaimana caranya agar gambar pada benang tenun menghasilkan corak pada kain tenun seperti yang kita rencanakan.

Teknik skala gambar kita perlukan karena lebar benang pada plankan tidak sama dengan lebar kain setelah kita tenun. Tentu saja ukuran gambar pada benang jadi berbeda dengan ukuran gambar saat jadi kain nanti. Maka perlu perhitungan berapa besar gambar di benang agar motif pada kain tenun sesuai rencana.

Untuk menghasilkan motif kotak sebesar 2 cm pada kain tenun nanti, berapa lebar motif kotak yang kita gambar pada bentangan benang di figura plangkan?

Seperti itu kira kira, ketrampilan yang peserta pelajari dalam sesi menggambar motif kain tenun. Skill ini penting karena menjadi kunci kemampuan membuat kreasi motif baru.

Kemampuan ini juga berguna untuk memindah motif yang di kertas. Membuat gambar ulang pada bentangan plankan, agar saat jadi kain tenun nanti besar motif bisa sesuai kembali dengan ukuran yang kita inginkan.

Pada hari ke empat, peserta kembli melakukan kegiatan mengikat benang yang benar. Kali ini, dilakukan pada benang yang dipakai untuk praktik. Sesi ini merupakan pemantapan atau pembiasaan ketrampilan mengikat benang agar gerakan jari lebih cepat dan hasil ikatan lebih kuat.

5. Menter, Teknik Pewarnaan pada Kain Tenun

menter proses pewarnaan benang tenun ikat
Hari 7 : Teknik pewarnaan benang tenun

Memasuki hari ke lima, pengrajin mulai menerapkan teknik pewarnaan pada kain tenun saat masih berupa benang. Mereka belajar teori dan praktek mencampur pewarna kimia untuk menghasilkan warna tertentu. Ada pula penjelasan macam macam jenis pewarna yang pengrajin gunakan di Sentra Tenun Troso, beserta keunggulan dan kelemahannya.

Peserta juga mengunjungi toko pewarna kimia untuk membeli bahan pewarna sekaligus membeli berbagai peralatan tenun yang peserta inginkan untuk praktik di rumah.

Misalnya, membeli teropong atau sekoci yang membawa benang pakan pada alat tenun. Ada juga peserta yang membeli paletan, sepulan, dan tali rafia yang kualitasnya terbukti bagus untuk mengikat benang tenun.

Salah satu permasalahan kerajinan tenun di luar jawa memang ada pada ketersediaan bahan baku untuk membuat tenun. Bahan baku jarang tersedia, toko yang jual bahan baku sangat minim, dan harga bahan baku jauh lebih tinggi daripada harga di Sentra Tenun Jepara.

Bila ditambah proses pembuatan kain tenunnya yang sangat lama, tak heran harga kain tenun di berbagai daerah luar Jawa biasanya jauh lebih tinggi dibanding harga kain tenunan pengrajin Troso Jepara. Kesenjangan harga itulah yang berusaha dipangkas dengan meningkatkan kecepatan proses menenun dengan magang menenun di Sentra Tenun Jepara.

Setelah membeli pewarna, peserta magang langsung melihat dan praktik mewarnai benang tenun yang dilakukan dengan beberapa tahap sampai akhirnya selesai dan dijemur di bawah terik matahari.

Selama penjemuran, benang tenun juga perlu kita beri treatment agar benang kembali lurus dan lembut saat kering nantinya. Treatment tersebut kita kenal dengan sebutan ngetek.

Sekadar info, pewarna alam hanya berupa penjelasan secara singkat sebagai pengetahuan. Namun, tidak kita lakukan praktek pewarna alam karena perlu waktu yang lebih lama dan program yang berbeda untuk melakukannya.

6. Ngetek dan Mbatil, Teknik Menjemur dan Melepas Ikatan

mbatil tahapan membuat kain tenun
Hari 6 : Melepas ikatan pada benang tenun

Hari ke enam, peserta mempelajari kembali macam macam benang tenun, cara menghitung sisir tenun, dan sharing permasalahan teknis menenun yang pernah mereka temui. Termasuk cara membuat alat tenun tradisional lebih efisien untuk menenun.

Kegiatan tersebut dilakukan di sela sela proses penjemuran yang perlu diketek dan dibalik agar kering menyeluruh. Aktivitas juga bertambah dengan proses melepas ikatan pada benang tenun yang telah kita tandai dengan warna tali rafia berbeda. Proses melepas tali rafia ini umumnya bernama mbatil atau mbatili.

Ketrampilan mbatil perlu kita latih agar berjalan cepat tanpa ada benang yang terputus. Alat yang kita gunakan untuk melepas ikatan adalah pisau, cutter, atau solder listrik dengan ujung yang telah kita modifikasi.

7. Mbungkar, Proses Mengelompokkan Benang Pakan

mbungkar benang
Hari 7 : Mengurai benang pakan menjadi kelompok benang lungsi

Pada hari ketujuh, peserta mulai praktek mbungkar atau memproses benang pakan yang telah kering kedalam beberapa kelompok benang pakan.

Kelompok benang pakan ini selanjutnya kita gulung pada paletan melalui alat bernama jontro. Proses yang bernama malet ini juga kita ajarkan kepada peserta magang.

Benang pakan yang telah tergulung pada paletan inilah yang kemudian kita masukkan ke dalam teropong atau sekoci.

Hari itu, kegiatan juga kita selingi dengan diskusi bagimana agar alat tenun gedongan tradisional bisa mengadopsi beberapa langkah dari alat tenun ATBM. Tujuannya untuk mempercepat proses pembuatan kain tenun ikat.

Sementara alat ATBM yang bantuan pemerintah juga dapat mereka pakai bergantian dalam satu kelompok pengrajin. Lebih tepatnya, alat ATBM tersebut berfungsi untuk berlatih semua anggota dalam satu kelompok. Karenanya, untuk produksi, kadang kembali memakai alat tenun tradisional gedogan.

Diskusi juga berlanjut dengan bagaimana cara membuat alat tenun ATBM di Troso Jepara. Berapa harga tiap alat tenun dan bagaimana proses pengiriman bila membeli alat tenun di Troso Jepara.

8. Ngebum, Proses Benang Lungsi

Proses ngebum benang
Hari 8 : Ngebum untuk memproses benang lungsi

Saat hari kedelapan, peserta magang praktek menggabungkan berbagai warna benang lungsi sesuai letak motif dan warna yang pada kain tenun. Begitu selesai, berlanjut proses memasukkan benang lungsi ke alat bum.

Peserta magang tenun pun mengurai satu per satu benang lungsi, benang masuk melewati sisir, dan kita ikatkan pada bum. Keseluruhan proses ini biasa terkenal dengan istilah proses ngebum.

Benang lungsi yang telah siap pada alat bum, selanjutnya kita pasang ke alat tenun. Memasukkan satu persatu benang melewati mata gun dan sisir melalui proses nyucuk yang membutuhkan kerjasama 2 orang.

Bila kita bandingkan dengan dengan alat tenun gedogan, istilah proses ini mungkin bisa setara dengan proses menghani. Sama sama menyiapkan benang untuk dibuat benang lungsi pada kain tenun.

9. Nyucuk, Memasang Benang pada Alat Tenun

nyucuk benang
Hari 9 : Proses memasukkan benang lungsi ke dalam mata gun dan sisir

Memasuki hari kesembilan, melanjutkan proses hari sebelumnya sampai benang pakan telah siap pada paletan. Demikian pula benang lungsi sudah terpasang pada alat tenun. Instruktur akan mencoba menenun dan melakukan beberapa pengaturan atau setting alat tenun.

Sementara peserta mengamati sambil mendengarkan penjelasan cara mengatasi berbagai masalah yang mungkin timbul saat melakukan setting alat tenun. Misalnya ada benang yang hitungannya lebih, mengencangkan atau mengendurkan benang lungsi, dan sebagainya.

Selesai setting alat tenun, peserta magang bergantian mencoba memainkan tangan dan kaki pada alat tenun. Mengayun tangan dan menginjakkan kaki bergantian, tentu tidak mudah bagi yang belum pernah melakukannya sama sekali.

Terkadang, mengayun tangan dan menginjakkan kaki mesti bersamaan waktunya. Jadinya gagal kan. Karenanya, peserta perlu waktu untuk berlatih dan menyesuaikan irama ayunan tangan dan hentakan kaki sampai bisa bergerak cepat.

10. Menenun

Belajar Menenun di Sentra Tenun Troso
Hari 10 : Menenun dengan Alat Tenun ATBM

Sedangkan hari terakhir magang, peserta akan melanjutkan praktek menenun. Langkah langkah menenun perlu berulang kali praktek agar terbiasa pada tahap ini. Bagi peserta yang sedang tidak mendapat giliran memagang alat tenun, kegiatan mereka adalah menjalankan proses lain seperti mengikat benang, mewarnai benang, mbatil atau malet.

Menenun dengan alat tenun ATBM memerlukan gerakan tangan dan kaki yang bergantian seirama. Demikian pula antara kaki kanan dan kaki kiri mesti mengikuti ritme gerakan tangan.

Menenun juga memerluka ketrampilan tambahan seperti cara memasukkan benang pakan ke dalam teropong atau sekoci, cara menyambung benang bila benang pakan putus atau habis, sampai cara mengambil kain tenun yang sudah jadi dari gulungan pada alat tenun. Semua pengajaran berlangsung dengan jelas dan langsung aplikatif dengan praktek.

Hari kesepuluh memang menjadi waktu pemantapan sekaligus pengulangan bila ada peserta magang yang belum menguasai tekniknya. Hari itu juga ada sesi tanya jawab dan rencana tindak lanjut konsultasi melalui telfon atau video call bila mendapati kesulitan menerapkan langkah langkah menenun ATBM di daerah asal.

Minat Belajar Cara Membuat Kain Tenun di Troso Jepara

Kain Tenun Proses Pembuatan Tenun
Kain tenun hasil belajar proses membuat tenun

Ketertarikan para pengrajin tenun luar daerah terhadap proses tenun ATBM di Desa Troso tentunya mendapat sambutan baik dari pengrajin Tenun kainratu beserta Pemerintah Kabupaten (pemkab) Jepara. Selain pengrajin tenun, Pemkab Wakatobi juga mengirim pengrajin ukir ke Jepara untuk magang.

Melalui Dinas Industri dan Perdagangan, Pemkab Jepara juga mengirim perwakilan untuk hadir menyambut dan memberi informasi seputar sentra kerajina Jepara kepada rombongan pengrajin Wakatobi di Sentra Tenun Troso Jepara.

Kita berharap, melalui proses belajar tenun dengan pengrajin dari luar daerah seperti ini, produk unggulan dari kedua Kabupaten dapat sambutan hangat dari masyarakat luas. Selain itu, tentu saja agar ke depan mampu meningkatkan kualitas produk kerajinan tenun Indonesia.

Keberadaan kegiatan magang tenun memang menjadi kebutuhan pengrajin tenun berbagai daerah mengingat rumitnya proses pembuatan kain tenun ikat ATBM. Alat bahan dan cara membuat tenun mesti dipelajari dan dipraktekkan secara langsung untuk mempercepat penguasaan keterampilan.

Sementara tulisan atau video teknis membuat tenun sangat minim di internet. Bahkan sama sekali belum ada yang membuat panduan. Ada satu harapan : tersedia teks prosedur cara membuat kain tenun yang lengkap dan sistematis.

Bisa kita maklumi, karena memang relatif sulit menjelaskannya secara singkat. Bila ada, tulisan di Google atau video Youtube biasanya hanya sekilas saja tanpa petunjuk praktis bagaimana langkah langkah menenun yang dapat kita terapkan menjadi do it yourself.

Minat masyarakat untuk belajar menenun ATBM di Troso Jepara memang mulai tumbuh. Selain Wakatobi, daerah lain yang pernah menunjukkan minat belajar tenun Troso Jepara adalah Flores, Tidore, Donggala, dan Timor Leste yang termasuk luar negeri. Mereka berasal dari instansi pemerintah kabupaten, CSR perusahaan, atau organisasi sosial.

Magang Pengrajin Tenun Troso Jepara
Program Magang “Cara Membuat Kain Tenun ATBM dalam 10 Hari”

Ingin Belajar Cara Membuat Kain Tenun ATBM?

Sekadar informasi, bila institusi, kelompok usaha, atau CSR perusahaan Anda tertarik mengirim peserta magang belajar tenun di Tenun Kainratu yang berlokasi di Sentra Tenun Troso Kabupaten Jepara, silakan hubungi kami melalui :

Kontak : Pengrajin Tenun Jepara

Pengrajin tenun yang tergabung dalam PT. Kain Ratu Utama yang mempunyai legalitas usaha akan berbagi informasi perkiraan biaya pelatihan beserta alat bahan dan cara membuat tenun yang sesuai rencana. Selain biaya untuk magang, biaya akomodasi makan, transportas, penginapan dan semua hal yang membantu pelaksanaan program magang menenun ATBM juga dapat di buat estimasi sejak awal.

Kegiatan magang belajar tenun ikat PT. Kain Ratu Utama merupakan bentuk aktivitas sosial yang bertujuan untuk mengembangkan kerajinan tenun Indonesia beserta peningkatan kesejahteraan pengrajin dan kualitas produk hasil kerajinan. Kegiatan ini bukan semata mata untuk mencari laba dan bukan pula kegiatan rekreasi atau wisata.

Sementara untuk tujuan wisata atraksi atau experience tourism di Sentra Tenun Jepara, PT. Kain Ratu Utama menyediakan program lain dengan durasi dan biaya yang berbeda. Hubungi kami untuk mendiskusikan kebutuhan belajar tenun Anda.