Sejarah Tenun Ikat di Indonesia

Sejarah Tenun Ikat di Indonesia

Sejarah Tenun Ikat di Indonesia- Indonesia merupakan negara yang kaya akan tradisi dan warisan budaya. Salah satu warisan budaya Indonesia yang sudah dikenal oleh banyak orang adalah batik. Batik adalah sebuah kain yang dibuat secara tradisional dengan motif yang khas asli Indonesia. Untuk menghasilkan satu buah kain batik, membutuhkan kesabaran dan proses yang panjang selama proses pembuatannya. Batik tentu memiliki sejarahnya sendiri, selain batik, Indonesia juga memiliki warisan budaya lain yang juga berupa kain, yaitu kain tenun ikat.

Seperti halnya batik, dibutuhkan kesabaran serta proses yang panjang untuk menjalankan teknik pembuatan kain tenun ikat. Kain tenun ikat memiliki sejarahnya sendiri. Sejarah tenun ikat di Indonesia sudah seharusnya kita ketahui sehingga kita tidak hanya memiliki kainnya, namun juga mengetahui sejarah di balik kecantikan tenun ikat Indonesia.

Bagaimana Sejarah Tenun Ikat di Indonesia?

Sejarah tenun ikat di Indonesia dimulai saat Indonesia berada di bawah pengaruh budaya asing yang berasal dari daratan tenggara asia dan bahkan lebih jauh lagi. Hal tersebut dikarenakan letak Indonesia yang berada di persimpangan jalur migrasi kuno sehingga menjadi rute perdagangan melalui Asia dan Pasifik. Negara-negara lain yang singgah di Indonesia seperti Cina, India, Persia, Mesir, dan Eropa membawa budaya mereka dan pada akhirnya memberikan pengaruh bagi budaya Indonesia. Salah satunya yaitu wastra.

Apa itu wastra? Wastra merupakan kata serapan dari bahasa sansekerta yang memiliki arti selembar kain (sandangan).  Masyarakat setempat kemudian menyerap dan menafsirkan budaya asing tersebut dan mengembangkannya menjadi lebih baik lagi. Hal inilah yang menyebabkan wastra Indonesia ditempatkan di antara wastra-wastra terbaik dunia.

Dalam proses pembuatan tenun ikat, terdapat 3 teknik, yaitu teknik ikat lungsi, ikan pakan, dan ikat ganda. Teknik ikat lungsi yaitu teknik dengan ragam hias yang diterapkan pada benang lungsi. Teknik ikat pakan, yaitu teknik di mana benang pakannya yang diberi ragam hias, sedangkan teknik ikat ganda yaitu teknik di mana benang pakan dan benang lungsi masing-masing diikat dan dicelup warna secara terpisah untuk membentuk ragam hias.

Pada zaman dahulu sebelum mulai menenun, penenun biasanya harus memulai beberapa ritual, seperti berpuasa, mematuhi hal-hal yang bersifat tabu, dan membuat sesajen untuk para leluhur atau dewa. Di beberapa tempat, keahlian membuat tenun ikat dipercaya merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Seperti halnya di Desa Tenganan, Bali, di mana ornamen-ornamen wastra ikat ganda geringsing dipercaya dibuat dan diwarnai di langit oleh Batara Indra.

Filosofi Hiasan pada Kain Tenun

Hiasan pada tenun ikat sendiri berhubungan dengan sejarah kebudayaan nusantara dan bahkan juga zaman prasejarah. Nenek moyang tiba di Indonesia pada zaman Neolitikum sekitar 2000 tahun sebelum masehi. Pada zaman tersebut, nenek moyang memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan membuat sendiri beberapa perlengkapan seperti gerabah dari tanah liat, membuat keranjang dengan menganyam dari daun dan serat pohon, dan membuat wadah makanan dari kayu.

Keterampilan dasar yang mereka miliki inilah yang menjadi dasar menenun wastra. Dasarnya adalah prinsip saling menganyam unsur-unsur tegak atau vertikal dengan unsur horizontal atau melintang.

Nah, itulah penjelasan singkat mengenai sejarah tenun ikat di Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia sudah seharusnya kita menjaga warisan budaya negeri ini agar tetap terjaga kelestariannnya.

Kelanjutan artikel ini dapat Anda baca di tulisan “Di Balik Sejarah Tenun Indonesia“. Tulisan itu membahas peninggalan kuno yang berhubungan dengan sejarah tenun ikat di berbagai daerah Nusantara.

Buat kamu yang ingin memiliki produk-produk tenun, kamu bisa langsung mengunjungi website tokotenun.com di link berikut https://www.tokotenun.com/. Kamu juga bisa menonton beberapa video menarik di channel youtube tokotenun.com .