Cara Membedakan Kain Tenun Asli dan Palsu, Kenali Sebelum Beli

cara membedakan tenun asli dan palsu

Ketahui cara membedakan kain tenun asli dan palsu sebelum membeli. Perbedaan dan ciri-ciri kain tenun asli ternyata dapat dikenali dengan mudah. Jadi, jangan sampai tertipu dengan membeli yang palsu. Tentu, kita tidak mau menyesal belakangan kan?

Produk palsu tidak hanya ada pada produk bermerk seperti sarung BHS, sarung Lamiri 210 dan 420, Atlas, Gajah Duduk, dan Ketjubung. Pada kerajinan kain tenun tradisional karya UMKM, ternyata ada juga produk palsunya.

Semakin tingginya popularitas tenun tradisional di kalangan masyarakat Indonesia, membuat kain tradisional tersebut menarik minat pelaku usaha. Semakin banyak toko yang jual kain tenun, baik online maupun offline. Bahkan, sekarang muncul produk tenun printing atau tekstil bermotif tenun. Contohnya, motif tenun suku Toraja, songket Palembang, tenun sumba NTT, Bali, sampai Troso Jepara.

Jenis kain tersebut secara umum memang tidak dapat masuk kategori kain tenun. Jangankan tenun yang proses pembuatan motifnya sejak masih benang. Untuk masuk kategori batik saja masih menjadi perdebatan. Bahkan, cenderung tidak sesuai. Penyebabnya, karena kain printing tidak melalui proses batik yang dilakukan secara tradisional. Karena itu, kain tekstil bermotif tenun terkenal dengan sebutan tenun palsu.

Pada satu sisi memang ada dampak positifnya. Kain tekstil motif tenun ikat menjadi tersedia di pasar dengan harga yang lebih terjangkau. Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah pun dapat ikut memakai baju motif tenun.

Semakin banyak kalangan yang ikut memakai, maka semakin banyak pula orang yang mengenal dan bangga dengan tenun. Imbasnya, kesadaran terhadap keberadaan dan pengembangan tenun Indonesia makin meningkat.

Sementara itu, ada juga dampak negatifnya. Produk kain tenun printing tersebut mengancam industri tenun ikat. Umumnya, kain tenun ikat di berbagai daerah adalah hasil kerajinan dari sektor usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM.

Misalnya, di sentra tenun Troso Jepara. Keberlangsungan budaya menenun sangat bergantung pada hasil penjualan kain tenun yang pengrajin hasilkan. Saat aktivitas menenun tidak memberi penghasilan yang cukup untuk hidup sehari-hari, tak jarang pengrajin tenun berpindah mata pencaharian asli. Mereka meninggalkan alat tenun untuk mencari penghasilan dengan menjadi tukang kayu, kuli bangunan, atau buruh pabrik.

Cara Membedakan Kain Tenun Asli dan Palsu

perbedaan kain tenun asli dan palsu

Dalam penglihatan sekilas, antara kain tenun asli dan palsu memang tampak serupa. Biasanya, motif meniru corak tenun yang sudah terkenal. Misalnya, Bali, Toraja, atau Sumba NTT. Namun pada kenyataannya, ada ciri-ciri yang dapat kita gunakan.

Berikut perbedaan kain tenun asli dan palsu :

1. Corak Motif Tenun Asli Kurang Rapi

Motif tenun asli memang terlihat kurang rapi. Susunan benang satu dan lainnya terlihat tidak pas persis pada seluruh permukaan kain. Hal ini karena, pada kain tenun asli pengerjaan menenun yang dilakukan manual dengan tangan.

Sementara itu, pada kain tenun palsu biasanya memiliki garis motif yang tertata sangat rapi menyerupai cetakan. Kalaupun ada yang tidak rapi pada motif, selisih tidak rapinya bukan per benang. Melainkan, terlihat tebal dengan beberapa benang.

Selain itu, motif yang tampak “cacat” pada tenun palsu, akan berulang pada semua motif. Bukan tiap motif cacatnya berbeda seperti pada tenun asli.

2. Tekstur Kain Tenun Asli dan Palsu

Tekstur kain tenun asli cenderung tidak sama kepadatannya. Hal ini karena proses menenun dilakukan secara manual bukan mesin. Biasanya, ada begian yang kurang rapat, benang keluar, atau satu dua benang kendor.

Kadangkala, benang keluar atau benang kendor ini digunting agar terlihat rapi. Meski demikian, bekasnya seperti benang putus akan tetap ada bila kita cermati dengan teliti.

Pada kain tenun palsu, permulaan kain cemderung rata, halus, dan sempurna tanpa cacat. Hal ini karena pembuatan kain tersebut menggunakan tenaga mesin tekstil.

3. Bau Pewarna Pada Permukaan Kain

Kain tenun asli memiliki bau sisa pewarna. Aroma itu akan tetap ada kecuali kain sudah tercuci dengan sabun atau detergen. Sementara pada kain tekstil motif tenun, bau tersebut tidak ada. Aroma yang keluar adalah khas kain tekstil yang cenderung harum.

4. Sisi Dalam dan Luar Kain Sama

Kain tenun asli memiliki sisi dalam dengan motif dan warna yang sama persis dengan motif luarnya. Jadi, tidak ada sisi luar dan dalam dalam tenun asli. Penyebabnya, tahapan proses mewarnai kain tenun adalah ketika masih berupa benang. Dengan kata lain, pewarnaan dulu sebelum menjadi lembaran kain.

Sementara kain tenun printing atau sablon memiliki motif dan warna yang lebih pudar pada sisi dalam. Hal sebaliknya, pada sisi luar terlihat jelas warna dan motifnya.

5. Harga Tenun Asli Lebih Mahal

Biasanya, harga kain tenun asli jauh lebih tinggi daripada tenun printing. Tentu saja, harga mahal wajar karena prosesnya menggunakan alat manual dengan tenaga dan kreasi manusia. Biaya bahan baku, tenaga kerja lebih banyak, dan waktu pembuatan lebih lama menjadi penyebabnya.

Sementara kain tenun palsu menggunakan teknik printing yang dapat beroperasi dengan menggunakan mesin dalam skala besar. Karena itu, tenun palsu memiliki harga jual yang lebih murah.

Demikian tutorial cara membedakan kain tenun asli dan palsu. Tips tersebut dapat kita gunakan saat kita mengunjungi tempat yang jual kain tenun. Misalnya, pada event pemeran dan kunjungan wisata ke sentra tenun daerah. Pastikan memeriksa kain untuk memastikan kita membeli tenun asli.