Batik Jepara : Kenali Motif dan Ciri Khas Ukirannya

batik jepara motif dan ciri khas

Batik Jepara yang berasal dari kota ukir ini menyimpan sejarah, ciri khas, dan makna filosofis dalam setiap ragam motifnya. Umumnya, motif batik khas Jepara terinspirasi dari bentuk seni ukiran kayu seperti Parang Poro, Kembang Setaman, Lung-lungan, dan Sekar Jagat Bumi Kartini pada ragam batik khas Jepara. Selain itu, ada juga corak yang terinspirasi dari batik buatan pahlawan kemerdekaan nasional, R.A. Kartini.

Saat ini, seni batik semakin menguatkan posisi Jepara sebagai daerah yang kaya dengan kerajinan tangan. Jauh sebelumnya, Jepara telah terkenal sebagai kota ukir. Alasannya, kerajinan ukiran kayu yang sudah mendarah daging bagi warganya. Bukan hanya itu, ada juga seni relief, patung, anyaman rotan, kain tenun, dan belakangan ada batik. Dua kerajinan terakhir merupakan wastra tradisional yang juga menjadi bahan material dari pakaian adat Jepara.

Kabupaten Jepara yang terkenal dengan seni ukir dan tempat kelahiran Raden Adjeng Kartini ini, terletak di bagian tengah pesisir utara pulau Jawa. Faktanya, Jepara berbatasan dengan Laut Jawa di bagian Barat dan Utara, Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus di bagian Timur, serta Kabupaten Demak di bagian Selatan. Sementara itu, bagian timur laut wilayah kabupaten ini merupakan daerah pegunungan Muria. Selain itu, wilayah kabupaten Jepara juga meliputi Karimunjawa, yang berada di Laut Jawa. Berdasarkan data, jumlah penduduknya pada akhir tahun 2022 sebanyak 1.252.566 jiwa.

Menurut Wikipedia, secara geografis Kabupaten Jepara terletak pada posisi 110°9’48,02″ sampai 110°58’37,40″ Bujur Timur dan 5°43’20,67″ sampai 6°47’25,83″ Lintang Selatan. Dengan demikian, Jepara menjadi merupakan daerah paling ujung utara dari Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah daratan Kabupaten Jepara 1.004,132 km2 yang mempunyai garis pantai sepanjang 72 KM. Dari situ, kecamatan yang paling sempit adalah Kalinyamatan (24,179 km²). Sedangkan, wilayah terluas adalah Kecamatan Keling yakni 231,758 km².

Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yakni gugusan pulau-pulau di Laut Jawa. Sebagai tambahan, dua pulau terbesarnya adalah Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan. Hal menarik lainnya, sebagian besar Kepulauan Karimunjawa juga merupakan daerah lindung dalam Cagar Alam Laut Karimunjawa.

Sejarah Batik Jepara

Asal Usul Batik Masa Ratu Kalinyamat

Pada awalnya, asal usul kerajinan batik di Jepara sudah ada pada masa kepemimpinan Ratu Kalinyamat yang hidup tahun 1514-1579. Putri dari Pemimpin Kerajaan Demak Sultan Trenggono itu terkenal dengan keberanian mengusir penjajah Portugis dari Malaka. Karena itu, kini Ratu Kalinyamat mendapat gelar pahlawan nasional Indonesia.

Sebagai bupati Jepara, Ratu Kalinyamat pernah memberikan hadiah kain kepada Joko Tingkir yang singgah ke Jepara. Saat itu, kain yang menjadi hadiah namanya bukan batik, tetapi kalijaga. Namun, proses pembuatannya sama dengan batik. Itulah asal usul adanya batik Jepara.

Sejarah Masa Kartini

Batik di Jepara baru populer dan dikenal luas oleh masyarakat pada masa R.A. Kartini. Sejarahnya, beliau belajar membatik dari ibunya yang bernama Ngasirah.

Saat itu, aktivitas batik membatik dilakukan di pendopo kabupaten. Setelah mahir membatik, R.A. Kartini mengajari penggowo atau abdi dalem yang ada di pendopo kabupaten agar dapat membatik. Selain itu, R.A. Kartini juga mengajari masyarakat sekitar khususnya para wanita untuk ikut belajar membatik juga.

Sejak saat itu, para wanita memiliki ketrampilan yang membawa mata pencaharian tersendiri yaitu membatik. Motif-motif batik yang diciptakan oleh R.A Kartini merupakan motif-motif Mataram. Demikian kutipan dari tulisan Hadi Priyanto, budayawan Jepara.

Pada tahun 1898, R.A. Kartini dan kedua adiknya yaitu Rukmini dan Kardinah mengirimkan karya-karyanya untuk ikut Pameran Nasional Karya Wanita atau Nationale Tentoonstelling voor vrouwnarbeid yang diselenggarakan di Den Haag Belanda. Karya-karya Kartini sangat di kagumi dan mendapat apresiasi khusus dari Sri Ratu Wilhelmina dan Ibu Permaisuri Ratu Emma. Mereka sangat menghargai semua jerih payah R.A. Kartini dan kedua saudaranya.

Keberadaan batik di Jepara pada era Kartini juga tercantum dalam buku karya Rouffoer yang dalam terjemahannya berjudul Kesenian Batik di Hindia Belanda dan Sejarahnya. Dalam buku itu disebutkan, RA Kartini pernah mengirim cenderamata ke Belanda berupa kain batik khas Jepara dan Tenun Ikat Troso.

Masa Sekarang

Kerajinan batik di Jepara memang sempat mati suri. Hal yang juga dialami banyak daerah lain, seperti Batik Jember.

Batik Jepara yang ada saat ini, merupakan inisiasi dari komunitas peduli Batik Jepara. Kepedulian mereka menciptakan kreasi motif yang berasal dari sumber daya lokal. Misalnya, motif batik peninggalan R.A. Kartini ditelusuri, digali, dan diciptakan ulang dengan sentuhan kreatif.

Selain itu, seni ukiran kayu yang sudah lama menjadi ciri khas Jepara juga menjadi inspirasi. Ragam hias ukir di ciptakan ulang menjadi motif batik yang indah dengan tetap membawa makna filosofis yang mendalam.

Selain itu, komunitas pembatik di Jepara juga menggalakan membatik ke masyarakat luas. Alasannya, membatik adalah sebuah aktivitas yang bisa melatih manusia untuk mengontrol emosi. Pada saat membatik, memang kita membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang tinggi. Tentu saja, agar hasilnya bagus sesuai harapan.

Motif Batik Jepara dan Makna Filosofisnya

Berikut ragam dan makna filosofis dari motif batik Jepara, dengan tema ukiran menjadi ciri khasnya :

1. Batik Jepara Motif Parang Poro

Parang Poro merupakan singkatan dari kata dalam bahasa Jawa, “Parang Jeporo“. Artinya, “Parang Jepara” dalam bahasa Indonesia. Senjata parang merupakan ragam hias batik yang utama dalam motif ini.

Namun, ternyata bukan hanya parang yang tersusun miring berjajar pada kain. Biasanya, ornamen parang bersatu dengan kombinasi ornamen ranting pohon dan dedaunan yang saling berkaitan. Kombinasi tersebut terinspirasi dari corak ukir Jepara.

Makna filosofis dari motif parang poro adalah, hidup saling membutuhkan satu sama lainnya.

2. Batik Jepara Motif Lung-Lungan

Seperti sebelumnya, motif lung-lungan juga terinspirasi dari motif relief ukir Jepara yang ada di Desa Senenan Jepara. Relief sendiri merupakan seni ukiran timbul pada kayu.

Motif lung-lungan menggambarkan tanaman dan kuncup bunga yang menjalar. Di Jepara, tanaman yang biasanya digambarkan adalah bunga kanthil atau buah kecubung.

Adapun makna filosofi lung-lungan adalah hidup saling menolong. Secara harfiah, lung-lungan berasal dari kata tulung tulungan atau sulur suluran alias tolong menolong.

3. Motif Kembang Setaman

Motif Kembang Setaman merupakan motif ulir yang berhias bunga aneka warna dan kupu-kupu. Makna filosofisnya menggambarkan harmoni keindahan kebersamaan seperti indahnya taman bunga.

4. Motif Sekar Jagat Bumi Kartini

Motif Sekar Jagat Bumi Kartini terinspirasi dari motif Sekar Jagat yang sudah ada sebelumnya pada Batik Solo dan Jogja. Namun demikian, terdapat pembeda pada Sekara Jagat Bumi Kartini. Bedanya, ada garis pembatas yang berupa stilisasi bunga melati.

Makna filosofi yang terkandung yaitu, batik yang ada di Jepara tercium aroma harumnya sampai menyebar ke seluruh penjuru dunia. Sungguh harapan yang mulia.

5. Motif Elung Bimo Kurdo

Motif Elung Bimo Kurdo berbentuk seperti lung-lungan dengan ukuran yang lebih besar. Selain itu, motif ini memiliki ornamen dari tokoh pewayangan Bima.

Secara umum, motif Bimo Kurdo menunjukkan karakter yang agung, kokoh dan wibawa. Karena itu, motif ini cocok untuk pria.

6. Batik Kartini

Selain motif ukir-ukiran, di Jepara juga terdapat motif Kartini. Berbeda dengan motif sebelumnya yang tergali dari seni ukiran kayu, motif Kartini berawal dari sejarah. Batik Kartini adalah batik dengan motif sesuai motif batik buatan pahlawan kemerdekaan nasional dari Jepara, yakni R.A. Kartini.

Dalam sejarahnya, R.A. Kartini memang pernah mengirim batik kepada temannya yang berada di negeri Belanda. Karena itu, Kartini yang hidup tahun 1879 sampai 1904 terkenal juga sebagai duta batik pertama. Putri Bupati Jepara tersebut merupakan insan pertama yang tercatat sejarah sebagai orang mengenalkan batik Indonesia ke luar negeri.

Motif kain Batik Kartini penuh dengan rangkaian bunga kecil-kecil yaitu buketan yang menjadi kombinasi dengan motif hewan dalam sentuhan gaya Hindu-Jawa. Hewan yang sering digunakan dalam motif batik Jepara ini adalah kupu-kupu.

Toko yang Jual Batik Jepara

Anda dapat membeli wastra khas bumi Kartini ini dari pengrajin dan galeri yang jual kain batik Jepara yaitu :

  • Batik Sekar Jepara di Sentra Patung Mulyoharjo
  • Batik Kembang Mulyo di Jl. Bougenvil Raya no. 18
  • Nalendra Batik di Jl. Ki Mangun Sarkoro
  • Batik Baladewa di Troso Jepara
  • Gendhis Batik di Jl. Ratu Kalinyamat

Selain toko dan galeri batik di atas, masih banyak lagi toko yang jual batik Jepara. Anda dapat membeli dengan datang langsung ke workshop. Selain itu, Anda dapat menghubungi pengrajin yang jual batik online untuk dikirim ke rumah Anda.

Namun, jangan sampai salah ya. Tidak semua toko batik di Jepara jual batik Jepara. Ada juga, toko batik yang jualnya batik dari daerah lain seperti Pekalongan, Solo, atau Jogja. Selain itu, jangan sampai salah membeli batik printing. Karena, printing tidak termasuk batik melainkan kain tekstik bercorak batik. Pastikan beli yang batik tulis atau cap.

Demikian perkenalan singkat dengan kerajinan batik yang kembali bergeliat di Bumi Kartini. Kekhasan motif ukiran yang mampu membangkitkan inspirasi pembatik daerah di ujung utara pulau Jawa. Semoga, pada masa mendatang kerajinan batik lebih berkembang. Pada akhirnya, batik selalu mendapat tempat spesial tersendiri di hati masyarakat Indonesia.