Harga Sarung Masjhur

harga sarung mashur

Sarung Mashur atau Masjhur adalah salah satu merek sarung lokal yang terkenal di daerah Semarang, Demak, Kudus, Jepara, dan Pati. Kain tradisional yang identik dengan pesantren tradisional dan hari raya lebaran ini mempunyai penggemar tersendiri. Harga sarung Masjhur termasuk kategori kelas menengah dengan kisaran 300 ribuan.

Sarung Masjhur merupakan sarung goyor dengan permukaan kain yang lembut dan adem. Sarung tenun ini sejuk dipakai sehingga disukai masyarakat dan disebut “toldem”. Bisa dibilang, Masjhur termasuk sarung tenun yang bagus dan berkualitas.

Sedangkan cara perawatan secara umum hampir sama dengan sarung berkualitas merek lain. Anda dapat membaca petunjuk Cara Mencuci Sarung Ketjubung yang Benar untuk menjadi referensi.

Harga Sarung Mashur

Harga sarung Masjhur termurah yang kami temukan di marketplace Shopee adalah Rp. 290.000. Data kami akses pada 17 Januari 2024 jam 11.00 WIB. Harga sarung Masjhur sisir 70 juga berkisar pada harga 300 ribuan. Harga yang tidak jauh berbeda juga ditemukan di marketplace Tokopedia dan Bukalapak.

Beberapa penjual memajang harga 100 ribuan, seperti 190.000 atau 120.000. Namun setelah dilihat, ternyata harga tersebut untuk variasi merek lain yang bukan Masjhur. Misalnya, dengan memajang variasi produk dari jenis Sarung Atlas dan harganya dipilih harga Atlas yang sesuai. Di marketplace Shopee, harga termurah yang dipilih untuk ditampilkan paling depan. Bisa dibilang, harga tersebut hanya trik penjual untuk menarik calon pembeli melihat detail produk.

Sejarah Sarung di Indonesia

Meski identik dengan Islam, sebenarnya sarung bukan pakaian wajib bagi muslimin. Hal yang diatur Islam adalah menutup aurat yang bagi pria adalah antara pusar sampai lutut, tidak harus dengan jenis pakaian tertentu. Meski demikian, kain sarung telah mengakar menjadi budaya berpakaian yang baik bagi umat muslim di Indonesia.

Sejarah pemakaian sarung sendiri awalnya dibawa oleh para saudagar dari Arab dan Gujarat yang datang berdagang di nusantara pada abad ke 14. Mulai masa itu, pakaian serbaguna ini mendapat sambutan positif dari penduduk dan melekat menjadi budaya lokal masyarakat setempat.

Pemakaiannya pun tidak hanya saat sholat, namun juga dipakai untuk kegiatan lain seperti mengaji, pertemuan warga, bahkan pertemuan resmi. Bahkan lebih dari itu, sarung juga menjadi tampilan yang menunjukkan kesopanan dan penghormatan khususnya dalam acara keagamaan Islam.

Tertarik dengan koleksi sarung tenun? Cek produk kain tenun terbaru di kategori Sarung Tenun